Kamis, Februari 11, 2010

Perayaan Valentine, bolehkah?


"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya." (QS. Al-Isro: 36)

”Semua makhluk adalah tanggung jawab Allah. Maka yang paling dicintai Allah adalah yang paling memperhatikan kehidupan keluarganya”
(HR. Thabrani dan Baihaqi)”

Di negara Barat, ada ritual untuk mengungkapkan kasih sayang yang lebih dikenal dengan Hari Kasih Sayang atau Valentine’s Day yang diperingati setiap tanggal 14 Februari. Remaja Barat menanti-nanti hari kasih sayang ini. Perayaan Hari Kasih Sayang biasanya dilakukan dengan pesta hura-hura, saling mengungkapkan perasaan, memberi coklat dan hadiah serta melakukan hal-hal tidak seharusnya. Semua itu dilakukan untuk ‘membuktikan’ rasa kasih sayang di antara mereka. Pada kenyataannya, kasih sayang itu hanya semu dan mementingkan syahwat semata.
Sekarang ini, fenomena valentine telah menular ke Indonesia. Remaja Indonesia yang sebagian besar masyarakatnya beragama muslim menjiplak budaya barat ini tanpa penyaringan sama sekali. Hal ini sangat memprihatinkan, karena perayaan hari Kasih Sayang itu bukan berasal dari ajaran Islam dan bersifat hura-hura serta berpeluang untuk menjerumuskan remaja ke jurang maksiat.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithon dan syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”.
(QS. Al Isra : 27).

Begitulah penjelasan Allah yang cukup jelas, bahwa perbuatan hura-hura adalah perbuatan syaitan dan sangat dibenci Allah. Jadi, apa lagi alasan kita untuk melakukan hura-hura dan berpesta ria di Hari Valentine?
Perbuatan hura-hura biasanya menjurus ke perbuatan maksiat dan mungkin saja akan berakhir menjadi zina.

Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya,
"Dan janganlah kamu mendekati zina,sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang jelek".
(Q.S. Al Israa': 32).
Ayat di atas telah menjelaskan bahwa mendekati zina saja kita sudah dilarang. Apalagi melakukannya. Na’udzubillahi min dzalik. Sudah selayaknya kita menghindari dan menjauhkannya dari kehidupan kita.
Berbagai media seperti stasiun televisi, media cetak dan organisasi remaja merupakan sarana yang sangat efektif untuk mempublikasikan hari kasih sayang. Media juga seakan tak ingin ketinggalan untuk memeriahkan perayaan kasih sayang ini. Mereka menghadirkan acara-acara menarik untuk pasangan kekasih. Hal ini dilakukan untuk menaikkan rating dan mempertontonkan kemesraan bahkan sampai melibatkan selebritis. Dengan publikasi yang menarik, ada saja remaja muslim yang terjebak di dalamnya. Bila kita terlibat di dalamnya, berarti kita ikut dan akan terjerumus dalam budaya itu tanpa kita sadari.
Hudzaifah Radhiyallahu Anhu berkata,
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan kaum itu. Apabila pakaian menyerupai pakaian suatu kaum maka akhlak pun akan menyerupai akhlak kaum tersebut.”

Bila kita sebagai umat muslim ikut serta memperingati dan merayakan ritual dari golongan lain, maka kita akan menjadi bagian dari golongan tersebut. Begitu juga dengan Hari Valentine, bila remaja muslim ikut serta berpartisipasi dalam memeriahkannya, maka tanpa disadari kita akan menjadi bagian dari golongan mereka.
Mengungkapkan kasih sayang kepada orang lain merupakan hal yang baik. Akan tetapi, mengungkapkan kasih sayang tersebut tidak dibatasi hanya untuk hari tertentu saja. Sudah selayaknya kita memberikan kasih sayang kepada orang tua, teman dan alam setiap waktu. Allah dalam Asmaul Husna memiliki sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sebagai makhluk-Nya sudah selayaknya kita juga mengasihi dan menyayangi sesama.
Rasulullah s.a.w. bersabda
“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadist di atas telah jelas menerangkan bahwa sudah selayaknya kita mencintai saudara (muslim) sebagaimana mencintai diri sendiri. Rasa kasih sayang tidak dapat dibatasi oleh waktu dan tanggal tertentu. Ungkapan kasih sayang dilakukan secara langsung dengan bersilaturrahmi, menjenguk di kala sakit, mengingatkan di kala lupa, menegur di saat khilaf.
Sudah saatnya Remaja Islam bangkit dan membuktikan bahwa kita tidak akan terpengaruh oleh budaya negatif dari Barat. Perayaan Valentine yang tiap tahun dilakukan telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging dalam diri remaja. Kebiasaan ini memang sulit diubah, tapi ada harapan untuk dapat mengubahnya. Batu yang keras, bila terus menerus ditetesi air, lama kelamaan akan rapuh dan terbelah. Begitu pula dengan kebiasaan ini, awalnya memang sulit untuk mengubahnya. Akan tetapi, nasihat Aa Gym dapat menjadi solusinya,
Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal-hal yang kecil. dan mulai dari saat ini.

“Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah dengan tangannya, jika ia tidak mampu cegahlah dengan tangannya, jika ia tidak mampu, cegahlah dengan lisannya dan apabila tidak mampu maka dengan hatinya, yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman.”
(HR Imam Muslim)

”Cinta yang terindah adalah cinta kepada Allah”

Oleh: Erlina W. Hasibuan